Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Afrizal Nusa Pratama

Ijal..,
ini dia Afrijal ato byasa kita panggil ijal...
Gw cuman mau ngasih tau, lu smua. foto ijal
wkwkwkwk,...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aditya nugraha

Adita nugraha.., ni dia orangnyaa.., assiik dah, gayanya bro!
godit,godit..'
wkwkwkwk...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 ikan purba yang belum punah

Berikut dibawah ini saya akan berbagi sedikit info mengenai beberapa  ikan-ikan purba yang mampu hidup sampai saat ini dan beberapa spesies sudah terancam punah.

1. Coelacanth













Ikan ini hidup di bumi sejak era Devonia sekitar 380 juta tahun silam dan tidak berevolusi. Ini lebih tua dari dinosaurus (200 juta tahun silam).Seharusnya ikan ini telah punah pada periode Cretaceous, bersama dengan Dinosaurus, tetapi pada tahun 1938, spesimen hidup tertangkap di Afrika Selatan. Sejak itu, spesimen ini banyak kita lihat difoto-foto, dan spesies Coelacanth kedua bahkan ditemukan di Indonesia pada tahun 1999. Mereka ini hidup pada kedalaman 150-200 meter pada suhu 12-18 derajat celsius di relung-relung goa batuan lava. Coelacanth ditempatkan sejajar dengan jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru (lungfish) dan amfibi primitif pada pohon family ikan-ikan bertulang. Telur coelacanth menetas di dalam perut, tetapi bukan tergolong mamalia laut.Ikan ini termasuk predator,yang ukurannya bisa mencapai 2 meter, mereka memakan ikan yang lebih kecil, termasuk juga hiu kecil.


2. Polypterus Senegalus

 










Polypterus senegalus Cuvier juga dipanggil ikan Palmas,ia merupakan ikan yang tergolong dalam Family Polypteridae (Bichir), yang artinya ikan bersirip banyak. Ikan Ikan ini termasuk ikan primitif dan sering disebut sebagai "snake like fish" (ikan mirip ular).Palmas, merupakan salah satu jenis ikan purba/jurasic fish. Penyebarannya di Afrika Barat.Palmas adalah ikan pemangsa (predator). Ikan ini mempunyai kemampuan untuk mengambil udara dengan alat yang telah termodifikasi sedemikan rupa menyerupai paru-paru, disamping itu ia mampu untuk merayap diatas tanah dengan menggunakan sirip dadanya yang kuat.Panjang rata-rata ikan Palmas adalah 30 cm. Sebagai carnivora, makanan utama Palmas berupa ikan kecil, atau udang.

3. Alligator Gars














Gars adalah salah satu dari ikan tertua yang hidup sampai saat ini, jika ditelusuri kembali ke masa Cretaceous, jenis ikan predator ini memiliki sisik yang tebal, ditemukan di Amerika selatan, utara dan timur Meksiko, menjadi ikan air tawar terbesar di Amerika Utara (meskipun kadang-kadang mengembara ke laut). Dapat berkembang biak hingga 4 meter panjangnya dan memiliki berat sampai 200 kg. Alligator Gar yang disebut demikian karena penampilan mereka mirip reptil buaya dan rahang yang panjang, memiliki 2 sisi gigi yang tajam. Alligator Gar adalah predator yang rakus dan telah dikenal berbahaya untuk manusia, meskipun belum dikonfirmasi kematian karena Alligator Gar sampai saat ini. Gar adalah salah satu dari ikan tertua yang hidup sampai sekarang.

4. Saw Fish 











Lebih dikenal dengan sebutan hiu gergaji,ikan ini diduga juga berasal dari periode Cretaceous dan dapat ditemukan baik di laut, sungai atau anak sungai,di dalam laut ditemukan pada kedalaman 1.000 m. Memiliki panjang hingga 7 meter.Mereka senang memangsa ikan-ikan berukuran sedang atau yang berbadan lebih kecil. Mulutnya yang diselimuti gerigi tajam cukup ampuh untuk melumpuhkan mangsanya dalam sekejap mata. Padahal menurut beberapa ahli, pandangan mata hiu gergaji tidak terlalu baik, bahkan cenderung buram. Mereka lebih mengandalkan daya penciumannya yang lumayan tajam. Tubuhnya tergolong ramping dibandingkan dengan hiu sejenis. Ini menyebabkan mereka bisa berenang dengan kecepatan di atas rata-rata dan dengan mudah melesat mengejar mangsa. Tubuh hiu jenis ini berwarna hitam keabu-abuan. Bagian bawah tubuhnya berwarna lebih pucat atau keputih-putihan. Warna tubuhnya cukup beragam, tergantung di mana habitat mereka.

5. Arapaima Gigas 












Merupakan kerabat dekat Arwana, Arapaima ditemukan di sungai Amazon g dianggap sebagai ikan air tawar terbesar di dunia. Menurut deskripsi awal, bisa berkembang sampai dengan 4,5 meter, tetapi saat ini, ikan besar seperti ini jarang ditemukan dan Arapaima dewasa rata-rata memiliki panjang 2 meter.Di tempat asalnya Amazon,Araipama dijadikan sebagai konsumsi oleh penduduk setempat hingga akhirnya pemerintah dunia melindungi keberadaan ikan ini.Kulit dari ikan ini sangat kasar,sehingga dapat digunakan oleh penduduk sebagai amplas kayu. Pada saat air di lingkungan ikan ini menyusut,dan kadar oksigen menurun maka ikan ini akan muncul ke permukaan untuk menghirup oksigen.Da apabila air dilingkungannya mengering,ikan ini akan menggulung tubuhnya menjadi seperti bola kemudian membenamkan diri di dalam lubang hingga air kembali datang.


6. Sturgeon












Ikan Sturgeon ini sudah ada pada zaman awal Jurassic (1 juta tahun yang lalu SM), Sturgeon menarik para peneliti untuk menyelidikinya.Alasannya karena ikan ini menghasilkan telur yang dinamai Caviar yang sangat mahal harganya yaitu US$ 5.000 atau Rp50 juta/kg. Ikan Sturgeon hidup di air laut, namun ketika masa bertelur tiba, mereka pindah ke hulu sungai. Dengan berat yang mampu mencapai bobot 800 kilogram, ikan ini dapat menghasilkan 60-80 kilogram telur. Di samping itu karena peminatnya bertambah banyak, maka penangkapan ikan Sturgeon semakin intensif ditambah dengan lingkungan habitatnya tambah rusak, mengakibatkan populasi ikan Sturgeon menurun. Spesies sturgeon terbesar dapat berkembang biak hingga memiliki panjang tubuh sampai dengan 6 meter.

7. Frilled Shark













Salah satu ikan predator laut bagian dalam, masih termasuk jenis hiu paling primitif yang hidup sampai saat ini, di duga hidup dari periode Cretaceous.Ditemukan pertama kali di perairan Jepang pada tanggal 21 Januari,di dekat Awashima Marine Park.Hiu berjumbai ini dapat berkembang hingga 2 meter (dengan tubuh betina yang lebih besar dari jantan).Hewan ini hidup pada kedalaman 50–200 m namun pernah ditangkap pada kedalaman 1,570 m.Hiu berjumbai diperkirakan menangkap mangsanya dengan menekuk tubuhnya lalu menerjang seperti ular. Rahang yang panjang dan fleksibel memudahkannya untuk menelan mangsa besar secara keseluruhan, sedangkan barisan gigi kecil yang seperti jarum mencegah mangsa kabur. Biasanya makhluk ini makan Cephalopoda(Moluska),beberapa jenis ikan termasuk hiu juga dan cumi-cumi.
8. Arwana











Arwana Merupakan kelompok Osteoglossids, ikan ini sudah ada pada periode Jurassic. mereka dapat ditemukan di Amazon, dan di beberapa bagian Afrika, Asia dan Australia. Kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan yang sangat memberi kesan eksotis.Arwana adalah ikan yang memakan binatang kecil dan cacing yang mereka bisa dapatkan, termasuk burung dan kelelawar yang mereka tangkap saat terbang, Arwana juga dapat melompat hingga 2 meter Ke udara . Di Cina, Arwana dikenal sebagai “ikan-naga” karena penampilan mereka, dan mereka dianggap pertanda nasib baik.
 
9. Lancetfish
Image and video hosting by TinyPic













Lancetfish memiliki penampilan yang sangat purba, dengan gigi yang tampak sengit dan tajam pada rahang serta layar di punggugnya. Panjang Lancetfish Sampai dua meter, predator ini ditemukan di semua samudra kecuali untuk daerah kutub, Lancetfish memakan ikan kecil dan cumi-cumi, dan Lancetfish juga memakan 
ikan-ikan besar.

10. Hagfish 














Menurut catatan, hagfish telah ada selama lebih dari 300 juta tahun. Ditemukan di perairan yang relatif dalam, binatang ini kadang-kadang disebut lendir belut, tetapi mereka sebenarnya bukan belut, dan sebenarnya mereka bahkan tidak mirip ikan sama sekali. Menurut beberapa ilmuwan, mereka adalah hewan yang sangat anehdalam semua hal, mereka memiliki tengkorak tetapi tidak memiliki tulang belakang, dan mereka memiliki dua otak. Hampir buta, mereka makan di malam hari mereka memakan bangkai hewan besar (ikan, paus dll) yang jatuh ke dasar laut.LinkWithin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Legenda Kraken "Sang Penguasa Lautan"

Mungkin tidak ada monster legendaris yang lebih mengerikan dibandingkan dengan Kraken, penguasa lautan yang membuat para pelaut bergidik ketakutan. Apa yang menarik dari legenda Kraken adalah adanya kemungkinan kalau legenda ini mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata.

Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk raksasa yang berdiam di lautan wilayah Islandia dan Norwegia. Makhluk ini disebut sering menyerang kapal yang lewat dengan cara menggulungnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke bawah.

Kata Kraken sendiri berasal dari Kata "Krake" dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.

Begitu populernya makhluk ini sampai-sampai ia sering disinggung di dalam film-film populer seperti Pirates of the Caribbean atau Clash of The Titans. Jika ada makhluk raksasa penguasa lautan, maka Krakenlah namanya.

Karakter Kraken
Kita mungkin mengira Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku Systema Naturae yang ditulisCarolus Linnaeus pada tahun 1735.

Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.

Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen yang juga seorang naturalis, pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 kalau Kraken "tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal".

Menurut Pontopiddan, Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau yang terapung dan memiliki tentakel seperti bintang laut. Ia juga menyebutkan kalau makhluk ini bisa menggulung kapal yang lewat dengan tentakelnya dan menariknya ke dasar lautan. Namun, menurut Pontopiddan, bahaya terutama dari Kraken adalah riak air yang dashyat ketika ia menyelam ke dalam laut. Riak itu bisa menenggelamkan kapal yang ada di dekatnya.

Menariknya, selain menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Ia menyebutkan kalau ikan-ikan di laut suka berada di dekat Kraken. Karena itu juga, para nelayan Norwegia yang mengetahui hal ini suka mengambil risiko untuk menangkap ikan dengan membawa kapalnya hingga berada tepat di atas Kraken.

Jika mereka pulang dengan membawa hasil tangkapan yang banyak, para penduduk desa tahu kalau para nelayan tersebut pastilah telah menangkap ikan tepat di atas Kraken.

Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari Mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, Pada tahun 1853, para ilmuwan mulai menyadari kalau legenda mengenai Kraken mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa (Giant Squid), cumi-cumi kolosal (Colossal Squid) atau Gurita raksasa (Giant Octopus).

Seberapa besarkan seekor cumi atau gurita bisa bertumbuh?

Benarkan mereka bisa menyerang sebuah kapal besar seperti yang digambarkan di film-film?

Penampakan Signifikan
Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di St.Malo, Brittany, Perancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor gurita raksasa sedang menyerang sebuah kapal dengan cara menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan tersebut ternyata berdasarkan pada peristiwa nyata.

Dikisahkan kalau kapal tersebut adalah kapal Norwegia yang sedang berada di lepas pantai Angola. Ketika mendapatkan serangan tak terduga tersebut, para pelaut di atas kapal lalu membuat sebuah kaul untuk St.Thomas yaitu jika mereka dapat terlepas dari bahaya ini, mereka akan melakukan perjalanan ziarah.

Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itupun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Britanny dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka.

Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun, paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos semata.

Selain kisah lukisan di Kapel St.Thomas, Mr.Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kaptenJean-Magnus Dens dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.

Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.

Kapten Dens memperkirakan monster itu memiliki panjang 11 meter.

Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.

Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh monster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.

Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.

Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu kemungkinan memiliki panjang hingga 11 meter.

Pada tahun 1924, Frank T.Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapatkan musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur (Sperm Whale).

Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air.
"Ada gerakan besar di dalam laut saat purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya. Aku melihat seekor paus penyembur besar sedang terlibat perang hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar. Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar itu."
Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober 2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang bermusuhan dengan Paus Penyembur.

Di wilayah perairan di pulau Bonin di Jepang, para peneliti kelautan berhasil mendapatkan foto-foto langka yang memperlihatkan seekor paus penyembur sedang menyantap seekor cumi raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 9 meter.


Dendam lama tidak pernah berakhir.

Giant Squid, Colossal Squid dan Giant Octopus
Sekarang, mari kita sedikit mengenal lebih jauh tiga teman raksasa kita yang mungkin telah memicu legenda Kraken. Saya akan mulai dari Giant Squid atau Cumi raksasa.

Giant Squid atau Cumi-cumi raksasa
Giant Squid atau cumi-cumi raksasa yang berasal dari genus Architeuthis ini memiliki 8 spesies dan diketahui bisa memiliki panjang hingga 13 meter bagi yang betina dan 10 meter untuk yang jantan. Ukuran ini dihitung dari sirip caudal hingga ujung tentakelnya. Namun, ukuran cumi ini bisa jadi lebih besar daripada yang diperkirakan.

Pada tahun 1880, potongan tentakel ditemukan di Selandia Baru dan diperkirakan merupakan milik dari cumi raksasa yang memiliki panjang 18 meter. Ukuran yang sangat luar biasa!


Ide kalau seekor cumi raksasa bisa menenggelamkan sebuah kapal mungkin terdengar mengada-ngada pada zaman ini. Namun, pada abad pertengahan, ukuran kapal tidak sebesar yang kita miliki sekarang. Contohnya, kapal Columbus yang bernama Pinta hanya memiliki panjang 18 meter. Sebuah cumi sepanjang 10-15 meter sudah bisa dipastikan dapat menyerang dan menenggelamkan kapal ini dengan mudah.


Perilaku giant Squid ini hampir tidak pernah dikenal sebelumnya hingga pada tahun 2004 ketika para ilmuwan Jepang berhasil mendapatkan 556 foto makhluk ini dalam keadaan hidup. Cumi-cumi tersebut terperangkap dalam sebuah jebakan yang dibuat. Ketika ia berhasil lolos, salah satu tentakelnya yang memiliki panjang 5,5 meter putus. Dari panjang ini, para ilmuwan tersebut memperkirakan kalau makhluk itu memiliki panjang 8 meter.

Colossal Squid atau Cumi Kolosal
Apabila kita mengira Cumi raksasa sudah memiliki ukuran yang luar biasa, maka, perkenalkan makhluk yang satu ini, Colossal Squid atau Cumi kolosal.

Makhluk ini memiliki nama latin Mesonychoteuthis hamiltoni dan para ilmuwan percaya kalau makhluk ini bisa bertumbuh hingga paling tidak memiliki panjang 14 meter. Ini membuatnya menjadi hewan invertebrata terpanjang di dunia. Walaupun demikian, para ilmuwan tidak bisa memastikan hingga seberapa panjang hewan ini bisa bertumbuh.

Mengenai Colossal Squid, Dr.Steve O'Shea, ahli cumi dari Auckland University berkata:
"Sekarang kita tahu kalau makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Giant Squid. Giant Squid bukan lagi cumi terbesar di luar sana. Sekarang kita memiliki sesuatu yang lebih besar. Bahkan bukan cuma sekedar besar, tetapi benar-benar jauh lebih besar."


Colossal Squid di foto di atas ditangkap di Laut Ross dan memiliki panjang mantel 2,5 meter. Ukuran ini termasuk luar biasa karena Giant Squid terbesar yang diketahui hanya memiliki panjang mantel 2,25 meter. Lagipula, Colossal Squid di atas dipercaya masih dapat bertambah panjang hingga mencapai ukuran yang jauh lebih besar.

Jika ada Kraken di luar sana, maka bisa dipastikan kalau Colossal Squid adalah tersangka paling utamanya.

Lalu, apa bedanya Giant Squid dan Colossal Squid?

Giant Squid hanya memiliki tentakel yang memiliki lubang penghisap dan gigi-gigi kecil, sedangkan Colossal Squid memiliki tentakel yang juga dilengkapi dengan kait yang tajam. Beberapa kait bahkan memiliki 3 ujung.

Selain dua jenis Cumi-cumi di atas, makhluk yang satu ini juga memiliki tentakel dan bisa bertumbuh dalam ukuran yang luar biasa, yaitu Giant Octopus.

Giant Octopus atau Gurita Raksasa
Giant Octopus atau gurita raksasa bisa bertumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. Panjang ini cukup membuatnya menjadi monster yang ditakuti oleh para pelaut. Makhluk inilah yang dipercaya Monfort sebagai monster yang menyerang para pelaut Norwegia di lepas pantai Angola yang lukisannya tergantung di Kapel St.Thomas.

Bangkai ini terdampar di pantai St.Augustine, Florida tahun 1896. Dipercaya sebagai Giant Octopus

Pada masa kini, teori mengenai Cumi atau Gurita raksasa dianggap sebagai penjelasan yang paling masuk akal mengenai legenda Kraken.

Jika kita beranggapan kalau legenda Eropa yang mengatakan kalau Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau sebagai "membesar-besarkan", maka mungkin misteri Kraken memang sudah terpecahkan.

Tetapi, bagaimana kita bisa memastikannya?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS